views
Beritana, Nganjuk - Peringatan Hari Ulang Tahun ke 79 Republik Indonesia di peringati secara khidmat di Ponpes Mojosari Nganjuk pagi ini, 17 Agustus 2024. Gus Muhibbin, selaku pengasuh Pondok Pesantren dan sekaligus Inspektur Upacara terlihat berbeda dari biasanya. Mengenakan pakaian setelan jas, lengkap dengan dasi dan peci dengan penanda garuda. Bacabup Nganjuk ini menyampaikan pesan moral kepada seluruh peserta upacara yang mayoritas merupakan Generasi Z.
Selaku Inspektur Upacara, Gus Muhibbin mengawali Pidato nya dengan mengutip pidato 10 November Bung Tomo yang melegenda,
"Saudara-saudara,
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati
Dan, kita yakin, saudara-saudara...
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah, saudara-saudara...
Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!! "
"Peringatan Hari Ulang Tahun ke- 79 Replubik Indonesia merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk melakukan refleksi makna perjuangan sesungguhnya, Jika para pejuang kemerdekaan telah membuka pintu gerbang kemerdekaan, maka peran generasi selanjutnya khususnya Generasi Z adalah mengisi kemerdekaan itu dengan prestasi-prestasi sesuai bakat dan minat masing-masing" ujar beliau saat memberikan amanat Inspektur Upacara
Gus Muhibbin juga menjelaskan bahwa dengan peringatan hari kemerdekaan ini, merupakan waktu yang tepat untuk kita melakukan refleksi atas apa yang kita lakukan, apa yang sudah kita torehkan untuk merawat, mengisi hari-hari kita demi menyongsong Nusantara Baru menuju Indonesia Baru. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi menjadi jendela keterbukaan semua lini dan dimensi. Maka sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda, generasi Z harus dan wajib meresapi dawuh Rasulullah SAW "Barang siapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah ketaqwaan dan hidayah nya. Maka tidak akan bertambah, namun akan menjauhkan dari Allah SWT.
Beliau juga menjelaskan bagaimana dampak gempuran arus informasi dan cepatnya pertumbuhan akses Internet yang turut menjadi pemicu keterbukaan informasi yang tidak boleh serta merta langsung diterima. Maka, diperlukan filter yakni pendidikan moral dan akhlak agar arus informasi itu tidak membuat generasi muda kita malah terjerumus pada perilaku yang menyimpang.
"Tantangan pendidikan kedepan bukan sekedar intelektual, melainkan moral. Jika siswa yang pandai menjadi indikator capaian pendidikan, maka Kecerdasan Buatan akan mengalahkan IQ manusia, namun Generasi Z yang memiliki karakter leadership terlebih moral akan memimpin arah kemajuan Indonesia yang lebih baik" ucap beliau saat kami wawancarai setelah kegiatan.
"Semoga di era digitalisasi ini, tetap menjadikan kita semua faham, tahu dan mengerti untuk menentukan pilihan kebaikan atau kebatilan, ketoatan atau kemaksiatan, kemaslahatan atau kemadorotan" tambahnya
Kegiatan ini setidaknya di ikuti oleh 4. 500 peserta, yang terdiri dari Pengasuh dan Dzuriyah, Dewan Guru serta para santri dan santriwati SMPI As Syafi'ah, SMPI Excellent As Syafi'ah, SMAI As Syafi'ah, Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam KH. Zainuddin, Mahasantri Ma'had Aly YPP Al Mardliyah Ponpes Mojosari. Peringatan ini mereka ikuti dengan tertib, khidmat dan antusias. Peringatan pagi inipun diawali dengan Upacara Bendera, yang pada kesempatan kali ini sang saka merah putih Gus Muhibbin serahkan langsung kepada pengibar bendera untuk selanjutnya dikibarkan oleh petugas. Selain itu, seperti pada kebanyakan upacara, tidak lepas dari pembacaan teks Pancasila, UUD 1945.
Ada banyak hal menarik lain juga yang menjadi penambah nilai plus nasionalisme pada peringatan pagi ini, dan semuanya dipersembahkan santri-santri mojosari, mulai dari menambah nyanyian paduan suara dengan lagi nasional dan daerah, dilanjutkan parade drumband, persembahan pramuka sampai drama kolosal tentang revolusi jihad. Drama kolosal yang menceritakan bagaimana peran penting pahlawan-pahlawan serta ulama dan santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Saya sangat menyambut, support, dan apresiasi kreativitas santri yang sudah mereka lakukan. Memang sudah seharusnya santri khususnya dan Generasi Z umumnya untuk menjadi pribadi yang kreatif, inovatif dan produktif dalam hal apapun. Semoga dengan drama kolosal tentang Revolusi jihad ini dapat menjadi refleksi dan pengingat para santri atas perjuangan kemerdekaan yang juga tidak lepas dari peran para ulama-ulama Nahdlatul Ulama terdahulu khususnya Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari" ucap beliau saat menyaksikan drama kolosal persembahan para santri tentang revolusi jihad.
Facebook Conversations