Beritana, Bangkalan - FBI (Biro Investigasi Federal) Amerika Serikat memberi peringatan bahwa akan adanya ancaman aksi protes bersenjata di Whasington DC dan Seluruh ibu kota di 50 negara bagian menjelang pelantikan Presiden Terpilih Joe Biden, pada 2 Januari yang akan datang.
Sebelumnya Unjuk penyerbuan massa ke Gedung Capitol memicu kekhawatiran tersendiri akan terjadinya kekerasan susulan sehingga FBI memberikan peringatan akan terjadinya hal itu setidaknya Minggu depan hingga pelantikan.
Garda Nasional Amerika Serikat melakukan langkah untuk melindungi AS setelah diberikan wewenang untuk mengirimkan lebih dari 15000 pasukan ke Washington DC dan juga turis dilarang berkunjung ke monumen Washington hingga 24 Januari.
Jenderal Daniel Hokanson yang merupakan kepala Biro Garda Nasional, menyerukan harapan 10 000 pasukan berada di Whasington DC hari hingga Sabtu, (16/1/2021). Untuk membantu keamanan, logistik, dan komunikasi, Daniel juga menilai jumlah pasukan bisa meningkat hingga sampai 15000 sesuai permintaan otoritas lokal.
Senator Amerika Serikat Chris Murphy mendesak departemen pertahanan (Pentagon) untuk mengambil tindakan yang lebih, Murphy mengirim surat tersebut kepada pejabat sementara menteri pertahanan Amerika Serikat pada hari Senin, Isi surat tersebut menyatakan bahwa Garda Nasional tidak jelas apakah cukup atau tidak untuk menjaga keamanan di ibukota negara dan kemungkinan membutuhkan pasukan yang lebih banyak dan yang bertugas aktif.
"Saya tidak takut mengambil sumpah diluar," kata Biden kepada Wartawan di Newark, Delaware, merujuk kepada peraturan nasional untuk mengambil sumpah di gedung Capitol.