Beritana, Bangkalan – Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori), Djoko Pekik Irianto, menegaskan atlet pusat pelatihan nasional (pelatnas) yang terindikasi terkena virus Covid-19 harus menjalani karantina penuh.
Hal ini diutamakan bagi para atlet dan pelatih pelatnas khususnya yang mengikuti ajang Olimpiade, karena tinggal enam bulan lagi mereka berlaga di Tokyo, Jepang dan juga masih harus mengikuti kualifikasi.
“Jadi mereka wajib full karantina, bukan sekadar pembatasan dan protokol kesehatan saja. Full karantina tentunya berdampak pada anggaran. Untuk itu Kempora harus menyediakanya secara rasional dan proporsional. Hal ini dikarenakan dalam karantina harus disediakan fasilitas lengkap, termasuk dokter beserta perlengkapan medik, laboratorium, dan lainnya,” ucap Djoko pekik Irianto, hari Selasa (2/2/2021).
Menurutnya, atlet yang terpapar covid-19 akan mengalami penurunan performa, tidak hanya fisik tapi terutama penurunan mental (mental thougnes). Hal ini dikhawatirkan atlet mengalami detraining sehingga sulit mencapai peak performance (performa puncak) saat laga Olimpiade di bulan Juli mendatang saat pesta olahraga terbesar dunia tersebut.
Djoko pekik Irianto pun merasa turut prihatin dan patut disayangkan hal ini bisa terjadi. Untuk itu sesegera mungkin tindakan medis bagi yang terpapar.
“Selain itu juga segera lakukan tracing (pelacakan) utamanya sesama atlet pelatnas, jika ada yang terpapar segera dilakukan tindakan medik,” urai pengamat olahraga ini.
Djoko pekik Irianto pun sangat setuju dengan tanggapan Menpora Zainudin Amali untuk memperketat atlet keluar pusat pelatihan nasional (pelatnas) dan membatasi orang masuk pelatnas agar semakin tidak menambah dan meluas pergerakan Covid-19 ini.