Serangan Rudal Israel di Suriah Memakan 6 Korban manusia

Israel melakukan serangan rudal ke beberapa sasaran di dekat ibu kota Suriah, Damaskus pada hari Senin pagi (15/2) waktu setempat. Akibat serangan itu, enam petempur milisi pro-rezim Suriah tewas

Beritana, Bangkalan - Israel melakukan serangan rudal ke beberapa sasaran di dekat ibu kota Suriah, Damaskus pada hari Senin pagi (15/2) waktu setempat. Akibat serangan itu, enam petempur milisi pro-rezim Suriah tewas.

"Enam petempur milisi non-Suriah tewas dalam serangan Israel yang menargetkan gudang senjata, termasuk rudal di sekitar Damaskus," ucal kelompok pemantau HAM Suriah, hari senin (15/2/2021).

Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman mengatakan mereka yang tewas adalah pasukan pro-pemerintah.

"Pertahanan udara Suriah berhasil mencegat sebagian besar rudal, namun banyak juga yang mengenai target dan menyebabkan kerusakan material," ujar Rami Abdel Rahman.

Serangan rudal Israel itu berlangsung saat tengah malam dan terjadi hampir setengah jam. Media pemerintah Suriah mengatakan bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat "sebagian besar" rudal yang ditembakkan.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan tidak dapat mengomentari laporan itu.

Sejak pecahnya perang saudara Suriah pada 2011, Israel secara rutin melakukan serangan ke negara itu. Sebagian besar serangan ditargetkan kepada pasukan Iran, pejuang Hizbullah, Lebanon serta pasukan pemerintah.

Iran dan Hizbullah mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang yang telah berlangsung hampir satu dekade itu.

Israel jarang mengkonfirmasi serangan-serangannya di Suriah, tetapi tentara negara Yahudi itu mengatakan telah mencapai sekitar 50 target di Suriah sepanjang tahun 2020 lalu, tanpa memberikan rincian.

Pada hari Minggu (15/2), militer Israel menggelar 'latihan kejutan' selama empat hari di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.

Militer Israel menyebut latihan yang dilakukan dengan arahan Komandan Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Amikam Norkin, ini dirancang untuk meningkatkan kesiapan Angkatan Udara untuk pertempuran di wilayah utara, dekat perbatasan Lebanon.

Militer Israel juga menyatakan bahwa dalam latihan itu, akan ada peningkatan lalu lintas udara di seluruh wilayahnya dan bahwa suara ledakan bisa terdengar di wilayah Israel bagian utara.