Refleksi Organisasi PMII UTM
Refleksi Organisasi PMII UTM

Bagi yang berkecimpung di organisasi kaderisasi, dan gerakan maka kondisi PMII UTM hari ini patut menjadi refleksi bersama, menjadi wajar saat kita semua yang pernah berproses di PMII UTM merefleksikan tentang apa yang salah? Bagaimana bisa terjadi? Di mana komitmen yang dulu dibangun bersama?. 

Dalam doktrin terhadap kader ditanamkan bahwa organisasi dibentuk bukan sebagai tujuan tapi merupakan sebuah kendaraan untuk tujuan yang besar. Tujuan yang besar akan berbicara tentang hajat hidup orang banyak. Sedangkan tujuan yang kecil hanya berbicara tentang hajat hidup golongannya saja.

Organisasi dibangun dengan idealisme yang utuh dan suci, bahwa organisasi itu digunakan untuk mencapai tujuan yang suci dan ideal ditujukan untuk bangsa dan negara. Organisasi kemahasiswaan pastinya merancang berbagai metode kaderisasi yang secara khusus untuk membangkitkan jiwa pemberani, kritis, idealis, dan rela berkorban. Hal itu terlihat ketika waktu kuliah yang ia korbankan, pikiran, waktu istirahat bahkan tidak sedikit uang makan mereka yang disisihkan.

Proses kaderisasi sebuah organisasi adalah sebuah rentetan perjalanan panjang. Dari kaderisasi pertama hingga kaderisasi terakhir. Kebanyakan anggota ketika lulus kaderisasi hari ini, maka di esok hari tak menjamin kemapanan dalam pemahamannya berorganisasi. Hal semacam inilah yang menjadi sudut keperihatinan saat ini. Meskipun tolak ukur sebuah keberhasilan kaderisasi ada pada pengabdiannya sebagai ajang balas budi kepada organisasi yang telah mendidiknya. Namun hingga hari ini masih tak mengherankan jika setelah mengikuti jenjang kaderisasi dan menerima ilmu dari organisasinya, lalu ia menghilang dan tak memberi kontribusi sama sekali.

Degradasi pengkaderan, pemahaman yang lemah terhadap konstitusi organisasi termasuk tujuan organisasi itu sendiri, hubungan organisasi dengan kondisi lingkungan sosial dimana dia berada merupakan sedikit dari sekian banyak kritik yang muncul dalam mimpi para kader organisasi. Maka lebih dari layak untuk dipertimbangkan pengurus organisasi. Gerakkan dengan demikian diberikan porsi yang lebih sebagai sebuah proyeksi. Karena di samping dapat berfungsi sebagai masukan organisasi, juga membuktikan bahwa pelakon organisasi hari ini tidak pernah berhasil di kebiri.

Jika melihat kondisi saat ini saya rasa mari kita melihat kedalam diri masing-masing. sudah sejauh apa dan seperti apa kontribusi nyata yang telah dan akan kita berikan kepada organisasi yang telah mengajarkan bagaimana berproses dalam bertahan melawan derasnya ombak persaingan hidup. Kesadaran diri menjadi tiang penyanggah penting agar bangunan organisasi yang diwarisi saat ini tak roboh di kemudian hari. Terlebih generasi pengganti berikutnya tak mewarisi kebobrokan yang kita buat hari ini.

Penulis : Ferdiansyah (Kader PMII UTM)

What's your reaction?

Facebook Conversations