WHO : Varian Baru Virus Corona Picu Pertanyaan Terkait Efektivitas Vaksin

World Health Organization : varian baru virus corona picu pertanyaan terkait efektivitas vaksin

Beritana, Bangkalan - Tedros Adhanom Ghebreyesus Kepala World Health Organization /WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada Senin (8/2) mengatakan kemunculan beberapa varian baru virus Corona (Covid-19) telah menambah pertanyaan apakah vaksin yang telah ada akan dapat melawan varian-varian baru itu.

Dia juga menyebutkan bahwasanya berita mengenai vaksin yang dikembangkan sejauh ini yang mungkin kurang efektif untuk melawan varian pertama ditemukan di Afrika Selatan sangat mencemaskan.

Tedros Adhanom dalam konferensi pers mengatakan keputusan Afrika Selatan untuk menangguhkan program vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin buatan AstraZeneca merupakan pengingat untuk kita bahwa kita harus melakukan semua hal yang dapat kita lakukan guna untuk mengurangi perebakan virus itu lewat langkah-langkah kesehatan publik yang teruji.

Ia menambahkan, bahwa semakin jelas perusahaan produsen perlu untuk menyesuaikan suntikan yang ada untuk mengatasi genetik virus Corona yang terus berevolusi. Tedros mengatakan kemungkinan besar diperlukan suntikan penguat, terutama dikarenakan varian baru virus Corona kini telah merebak ke seluruh dunia dan tampaknya menjadi jenis yang dominan.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus itu menambahkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini organisasi yang dipimpinnya (WHO) soal apakah pihaknya akan merekomendasikan penggunaan darurat vaksin AstraZeneca. Rekomendasi ini akan membuat jutaan dosis vaksin buatan AstraZeneca akan dikirim ke negara negara miskin, yang hal itu merupakan bagian dari upaya yang mendapatkan dukungan dari PBB untuk mendistribusikan Vaksin Covid-19 yang di kenal sebagai COVAX ke seluruh dunia.

Pada pekan Tedros Adhanom mengatakan lebih dari per empat vaksin Covid-19 yang ada hanya diberikan ke 10 negara, sementara hampir 130 negara bahkan belum memulai vaksinasi sama sekali. Meskipun WHO menargetkan untuk memulai vaksinasi Covid-19 di negara miskin pada saat yang sama dengan vaksinasi negara kaya, belum ada vaksin COVAX yang dikirim ke negara manapun.

Dr. Soumya Swaminathan Kepala Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa orang tidak boleh menyimpulkan keputusan Afrika Selatan untuk menangguhkan kampanye vaksinasi itu dengan asumsi bahwa vaksin buatan AstraZeneca tidak ampuh. Ia mengatakan semua bukti yang ada hingga saat ini menunjukkan bahwa vaksin-vaksin yang dikembangkan hingga sejauh ini telah terbukti mengurangi angka kematian, penyakit parah dan jumlah orang yang di rawat di rumah sakit.

Vaksin Covid-19 yang lain dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech Johnson&Johnson serta Novavax nampaknya kurang efektif melawan varian pertama yang terindentifikasi di Afrika Selatan, meskipun terbukti menjegah penyakit berbahaya itu.