GP Ansor Respon Pandji Pragiwaksono Soal NU dan Muhammadiyah Elitis : Tak Buka Sejarah
pernyataan komedian Pandji Pragiwaksono yang mengatakan bahwa Ormas Nahdlatul Ulama (NU) bersikap elitis di masyarakat.

Beritana, Bangkalan - Nurruzzman Ketua Kajian Strategis Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor memberikan kritik atas pernyataan komedian Pandji Pragiwaksono yang mengatakan bahwa Ormas Nahdlatul Ulama (NU) bersikap elitis di masyarakat.

Nurruzzman menilai bahwa pernyataan Pandji itu tidak berdasar karena dia tak mengetahui realita yang terjadi di lapangan serta dia tak pernah belajar dari sejarah.

"Orang dia komedian, ya kita cuman tertawain aja, kan dia sedang melucu ngapain diseriusin. Menurut saya karena memang Pandji tidak tahu saja. Pandji gak tau. Tidak pernah belajar atau tidak pernah baca sejarah," Kata Nuruzzman Kamis, (21/1/2021).

Nuruzzaman Lantas menilai bahwa sejak dari dulu tokoh tokoh serta Kiai NU dan Muhammadiyah tidak pernah bersikap elitis. Ia juga mengatakan bahwasanya banyak masyarakat di berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia hidupnya sangat dekat serta bergantung pada Kiai dan tokoh tokoh NU dan Muhammadiyah.

Ia juga memberikan, bahwa masyarakat sejak belum lahir, sampai memasuki jenjang pendidikan hingga meninggal dunia sangat mengandalkan Kiai, ustadz, dan tokoh tokoh NU dan Muhammadiyah.

"Belum lahir sudah minta nama ke Kiai, Sampai dilahirkan minta didoakan dan yang diminta mendoakan juga Kiai, kemudian mau sekolah di pesantren, di sekolahkan, ngajinya, sampai menikah minta dicarikan calon istri hingga didoakan. Sampai meninggalpun minta di mandikan dan salatkan hingga di ziarahi Kiai," kata dia.

Nuruzzaman lanjut menerangkan bahwasanya NU dan Muhammadiyah telah memiliki peranan yang besar ditengah masyarakat selama ini.

Kata dia NU dan Muhammadiyah kerap kali mengisi berbagai kekosongan pelayanan publik yang seharusnya menjadi kewajiban pemerintah itu semua untuk membantu masyarakat.

"Itu sekolah sekolah yang tidak terjangkau oleh negara sekalipun. Contohnya SD Inpres gak ada di suatu wilayah, namun di situ ada madrasah Muhammadiyah dan SD Muhammadiyah atau ada pesantren NU," kata dia.

Pandji Pragiwaksono sempat melontarkan pernyataan yang menuai polemik di video yang di unggah di Kanal YouTubenya yang berjudul 'FPI dibubarkan Percuma?' .

Pandji mengutip pernyataan Tamrin Tomagola yang merupakan Sosiolog, yang mengatakan bahwa pintu ulama FPI selalu terbuka lebar untuk membantu masyarakat sementara NU dan Muhammadiyah terlalu elitis.

"Sering kejadian ada warga sakit, mau berobat gak punya duit, datang ke FPI kadang kasih  duit kadang ngasih surat, suratnya dibawa ke dokter jadi diterima, kenapa seperti itu. Kata pak Thamrin Tamanggola bahwa pintu ulama ulama FPI terbuka masyarakat, jadi jika orang mau datang bisa. Nah NU dan Muhammadiyah karena terlalu tinggi dan elitis warga ngak kesitu warga ke nama nama besar FPI," kata Pandji.

What's your reaction?

Facebook Conversations