views

Beritana, Bangkalan - PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) Rp855 miliar pada 2020. Perolehan laba ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 6 persen atau menjadi Rp9,5 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan tersebut juga diikuti dengan kualitas pembiayaan yang baik, di mana NPF (Non Performing Financing) masih di posisi 1,9 persen.
Sementara, total aset tumbuh 7 persen (yoy) menjadi Rp16,4 triliun dari Rp15,4 triliun dan dana pihak ketiga tumbuh 4 persen (yoy) menjadi Rp9,8 triliun dari Rp9,4 triliun.
Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) di posisi 49,4 persen, jauh di atas rata-rata industri.
Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo menuturkan segmen prasejahtera produktif masih menjadi fokus BTPN Syariah. Langkah berkesinambungan dalam pemberdayaan satu dekade lebih menjadi salah satu faktor penting dalam membantu menghadapi situasi sulit nasabah akibat pandemi covid-19.
"Hubungan yang dijalin secara intensif serta terukur dari para #bankirpemberdaya di lapangan yang disebut community officer menumbuhkan kepercayaan yang positif di diri nasabah bahwa mereka bisa menghadapi tantangan dengan optimis dan tangguh bersama di masa pandemi ini," tuturnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/2).
Meski demikian Hadi menyadari bahwa BTPN Syariah bukanlah satu-satunya yang menjadi faktor penentu pencapaian tersebut.
Peran semua stakeholder juga menjadi penentu yang signifikan, seperti karyawan yang disebut #bankirpemberdaya, nasabah pendanaan yang mempercayakan dana mereka untuk disalurkan kepada seluruh nasabah prasejahtera produktif.
"Termasuk, para pemegang saham yang merestui aspirasi Bank serta dukungan dari regulator serta pemerintah yang terus berupaya terbaik melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)" tegasnya.
Facebook Conversations