views

Beritana, Bangkalan - Unjuk untuk menentang kudeta yang dilakukan oleh militer di Myanmar masih terus berlangsung, pada Sabtu (27/3) lebih dari 100 orang dikabarkan meninggal dunia sementara polisi yang mendukung militer terus melanjutkan tindak kekerasan dan brutal terhadap para demonstran pro-demokrasi di seluruh Myanmar.
Dilansir dari salah satu media berita lokal Myanmar, bahwa jumlah korban yang meninggal dunia di seluruh Myanmar sedikitnya ada 114 orang. Sedangkan dikutip dari sebuah riset independen yang berbasis di Yangon menyebutkan jumlah korban yang meninggal dunia pada Sabtu (27/3) mencapai 107, angka-angka tersebut merupakan yang terbesar sejak unjuk menentang kudeta dimulai.
Menurut dari berbagai situs berita, pasukan keamanan juga membunuh warga sipil di beberapa daerah di Sagaing Pusat dan menandakan hari itu hari Sabtu (27/3) sebagai hari paling berdarah di Myanmar sejak terjadinya kudeta militer.
Pemerintahan junta militer semakin agresif menggunakan kekuatan yang mematikan pada Sabtu (27/3) . Kantor berita Reuters melaporkan jet-jet tempur menyerang sebuah wilayah dekat perbatasan dengan Thailand yang dikontrol oleh kelompok etnik bersenjata yang bertujuan untuk menggagalkan kudeta.
Kelompok tersebut melaporkan bahwa serangan jet tempur menghantam desa Day Pu Noe, dan menewaskan 2 orang dan memaksa warga di desa itu mengungsi. Sementara itu Pemerintah Myanmar masih belum merespons permintaan untuk menanggapi hal itu.
Facebook Conversations