views
Beritana, Bangkalan - Kekacauan yang terjadi di Myanmar akibat kudeta militer dapat mengakibatkan lonjakan produksi obat terlarang di Segitiga Emas seperti yang diungkapkan oleh badan PBB yang memantau kejahatan terorganisir, Selasa (30/3), keadaan negara dan hukum yang sedang terganggu akibat kudeta membuat kelompok milisi etnis di perbatasan berusaha untuk mencari uang demi memperkuat posisi mereka di perbatasan.
Pimpinan narkoba yang dikenal kejam serta terikat dengan kelompok pemberontak di zona perbatasan Myanmar dengan Laos Thailand dan China yang sebut sebagai Segitiga Emas telah meningkatkan produksi sabu mereka mencapai jumlah tertinggi di Asia Tenggara.
Mereka mengedarkan pil obat yang gila sabu-sabu dan Yaba yang lebih membuat para pengguna ketagihan serta harganya mahal ke pasar regional bernilai $70 miliar per tahun.
Kudeta Militer yang terjadi pada 1 Februari di Myanmar membuat ketidakstabilan di wilayah perbatasan dimana pertempuran afiliasi tentara dan kelompok pemberontak raja obat bius dapat diatasi dan membuat tatanan yang tidak mengenakan, dengan kepentingan bersama dalam menjaga uang hasil narkotika.
Namun aliansi itu berada dalam bahaya setelah tentara Myanmar atau yang dikenal sebagai Tatmadaw secara tidak mengambil alih kontrol kekuasaan yang menyebabkan negara itu mengalami ketidakstabilan yang perah mengakibatkan jalannya roda ekonomi terganggu dikarenakan protes pro-demokrasi menentang kekerasan Junta Militer di seluruh Myanmar.
Ketidakstabilan di Myanmar itu dapat mendorong kelompok pemberontak yang mengontrol laboratorium-laboratorium di segitiga emas semakin meningkatkan produksi.
Facebook Conversations